JAKARTA – Malaysia dan Singapura merupakan negara termurah untuk menempuh pendidikan internasional. Hal ini diungkapkan Hotcourses Indonesia, yang merupakan bagian dari jaringan situs dan buku panduan universitas serta lembaga kursus terbesar di Inggris, Hotcourses Ltd.
Hotcourses membandingkan biaya untuk kuliah (biaya kuliah dan biaya hidup) di enam negara yang menjadi tujuan utama siswa internasional, yakni Inggris, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia.
Dari perbandingan tersebut, ditemukan dua negara di Asia Tenggara tersebut adalah negara dengan biaya kuliah terendah. Hotcourses merilis, biaya kuliah paling rendah di Malaysia untuk program sarjana adalah USD2.800 atau setara Rp23,7 juta per tahun. Sementara di Singapura, biaya kuliah paling rendah untuk program sarjana sebesar USD9 ribu atau setara Rp76,4 juta per tahun.
Hotcourses juga mencatat, biaya kuliah di Australia termasuk murah. Biaya kuliah maksimum untuk program sarjana di Australia adalah sebesar USD17 ribu atau setara dengan Rp144 juta lebih per tahun.
Jumlah ini mendekati biaya kuliah minimum untuk program sarjana dan pascasarjana di Amerika Serikat. Di Negeri Paman Sam, biaya kuliah minimum sebesar USD19 ribu (Rp161 juta lebih) per tahun.
Sementara, biaya kuliah maksimum program sarjana di Amerika dan Inggris, bisa lebih dari USD27 ribu atau setara Rp229,2 juta per tahun. Jumlah ini dua kali lipat dari biaya kuliah maksimum di Singapura yang sebesar USD14 ribu atau setara dengan Rp118,8 juta.
Dari segi biaya hidup, Malaysia juga termasuk negara termurah. Hotcourses membandingkan empat kategori sebagai biaya hidup yaitu, biaya akomodasi, transportasi, makanan, dan hiburan (harga tiket bioskop).
Disebutkan, rata-rata biaya akomodasi per bulan di Negeri Jiran adalah sebesar USD115 (Rp976 ribu lebih). Sementara biaya transportasinya sebesar USD20 (Rp169 ribu lebih ) per bulan.
Meski biaya kuliahnya termasuk murah, biaya hidup di Australia justru paling mahal. Negeri Kangguru berada di peringkat teratas untuk empat kategori. Rata-rata biaya sewa per bulan untuk satu kamar adalah USD725 (Rp6,1 juta lebih), sebesar USD595 (Rp5 juta) untuk travel card bulanan, dan USD15,93 (Rp135 ribu) untuk harga satu tiket bioskop.
Biaya hidup yang tinggi di Australia didukung oleh upah kerja rata-rata per jamnya yang juga tinggi yaitu sebesar USD15,53 (Rp131 ribu lebih) per jam. Ini berdasarkan perbandingan upah kerja rata-rata per jam di berbagai negara tujuan pelajar internasional yang dilakukan Hotcourses. Perbadingan dilakukan untuk memberikan gambaran penghasilan yang bisa didapat jika kuliah sambil bekerja paruh waktu.
Di Inggris, Selandia Baru dan Amerika, mahasiswa internasional bisa mendapatkan penghasilan di atas USD7,25 (Rp61 ribu lebih) per jam. Sementara upah kerja yang paling rendah adalah di Malaysia dan Singapura. Malaysia menawarkan upah kerja sekitar USD1,65 (Rp14 ribu) dan di Singapura sebesar USD3,96 (Rp33 ribu).
Siswa internasional dapat bekerja hingga 20 jam per minggu saat kuliah di Australia, Malaysia, Selandia Baru, Inggris serta Amerika Serikat. Sementara di Singapura selama 16 jam per minggu.
Jadi, sudah mantap menentukan negara tujuan kuliah?