Kebangkitan panda asia :D
Ekonomi Cina dalam 25 tahun terakhir merangkak naik dan menjadi kekuatan Asia yang mengancam perdagangan negara-negara lain di dunia. Politik tirai bambu yang dijalankan pemerintahan Cina sedikit banyak telah membantu sukses negeri ini dalam membangun sistem perekonomiannya.
Dengan tidak bergabung dalam World Trade Organization (WTO) dan General Agreement on Tarriff and Trade (GATT), Cina bisa leluasa melakukan proteksi terhadap produk dalam negerinya dan leluasa dalam melakukan pembajakan produk negara lain. Bahkan, Microsoft menyatakan bahwa Cina adalah negeri yang melakukan pembajakan software terbesar di dunia.
Bukan hanya software, di jalanan kita, saat ini bersliweran sepeda motor buatan Cina yang modelnya mirip sekali dengan sepeda motor buatan Jepang.
Selain sikap kerasnya untuk tidak mau tunduk pada peraturan perdagangan bebas dunia, ekonomi Cina juga disusun berdasarkan strategi matang yang terbukti mampu membuat gelisah kompetitornya.
Untuk menguatkan sistem ekonomi Cina, diterapkan dua strategi utama yaitu:
Untuk dapat menjadi pusat industri di dunia, Cina mengambil kebijakan yang memprioritaskan penyediaan listrik dengan harga murah. Sebagaimana diketahui, listrik merupakan sumber energi yang jadi komponen penting dalam industri. Dengan menyediakan listrik harga murah, biaya produksi bisa ditekan serendah mungkin. Tujuannya untuk menciptakan daya saing yang menarik bagi investor. Coba bandingkan dengan Indonesia, jangankan untuk menyediakan listrik dengan harga murah, untuk menjaga pasokan listrik agar tetap stabil saja agaknya PLN sangat kerepotan. Kenapa bisa begitu? Karena Indonesia agaknya lebih memilih menjual batu bara dan gas secara langsung sebagai komoditas ekspor daripada mengolahnya sebagai bahan baku energi.
Kebijakan moneter Cina juga terlihat gigih untuk tetap dapat menjaga nilai tukar Yuan melalui strategi peningkatan daya saing produk industri untuk ekspor. Hebatnya, saat krisis moneter beberapa tahun lalu, Cina justru mampu membantu negara lain lewat special credit facility. Sebuah kebijakan perdagangan luar negeri Cina yang memberikan kemudahan pembayaran bagi importir. Kebijakan ini diterapkan dengan satu maksud, yakni untuk menjaga stabilitas permintaan produk Cina secara internasional.
Saat ini, produk Cina sudah mampu menembus blockade perdagangan hampir di semua negara. Bahkan, di Indonesia sendiri produk Cina membombardir dengan gencar. Produk Cina mewakili hampir setiap barang yang dibutuhkan orang Indonesia, mulai permen hingga kendaraan bermotor.
Kehadiran produk Cina di Indonesia bukan saja menghajar produk negara lain yang juga dipasarkan di Indonesia, produk Cina justru bisa membuat produk dalam negeri babak belur di kandangnya sendiri.
Masuknya tekstil Cina telah membuat banyak pabrik tekstil dan konveksi Indonesia gulung tikar. Bahkan, yang luar biasa, Cina bisa menjual batik ke Indonesia dengan harga murah, mengalahkan batik produksi lokal.
Kiranya tidak berlebihan untuk mematuhi anjuran, "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina!"